Asal-Usul Hari Jumat: Hari Penuh Keberkahan dan Sejarah yang Mendalam
Pendahuluan
Setiap minggu, umat manusia menjalani tujuh hari yang telah menjadi siklus kehidupan modern — dari Senin hingga Minggu. Namun, di antara hari-hari itu, Jumat memiliki posisi istimewa, terutama dalam pandangan umat Islam. Hari ini bukan hanya hari biasa, melainkan hari yang sarat makna sejarah, spiritual, dan bahkan etimologis yang menarik untuk ditelusuri.
Asal Kata “Jumat”
Kata “Jumat” berasal dari bahasa Arab “Jumu‘ah” (الجمعة), yang berarti berkumpul atau pertemuan. Makna ini mencerminkan salah satu ciri utama hari tersebut — yaitu hari berkumpulnya umat Islam untuk melaksanakan salat Jumat secara berjamaah di masjid.
Dalam bahasa Inggris, Jumat dikenal dengan nama “Friday”, yang berasal dari bahasa Inggris Kuno Frīgedæg — hari yang dipersembahkan untuk dewi cinta dan kesuburan dalam mitologi Nordik bernama Frigg, pasangan dewa Odin. Seiring perkembangan zaman dan pengaruh Kristen di Eropa, nama itu bertahan, sementara maknanya berubah sesuai konteks budaya.
Sejarah dan Kedudukan Hari Jumat dalam Islam
Dalam Islam, hari Jumat adalah hari yang paling utama di antara tujuh hari lainnya. Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Sebaik-baik hari di mana matahari terbit adalah hari Jumat. Pada hari itu Adam diciptakan, pada hari itu dia dimasukkan ke surga, dan pada hari itu pula dia dikeluarkan darinya.”
(HR. Muslim)
Karena itulah, hari Jumat dikenal sebagai sayyidul ayyam atau penghulu segala hari. Umat Islam sangat dianjurkan memperbanyak amal saleh di hari ini seperti membaca surat Al-Kahfi, bersedekah, memperbanyak doa, serta menghadiri salat Jumat yang menjadi kewajiban bagi laki-laki Muslim.
Makna Filosofis Hari Jumat
-
Hari Kebersamaan dan Persaudaraan
Hari Jumat menjadi simbol persatuan umat. Ketika seluruh Muslim berkumpul di masjid tanpa membedakan status sosial, mereka disatukan dalam satu tujuan — beribadah kepada Allah SWT. -
Hari Refleksi dan Pembaharuan Diri
Jumat juga menjadi waktu yang tepat untuk merenungkan diri, memperbaiki kesalahan, dan memperbarui niat dalam menjalani pekan berikutnya. -
Hari Keberkahan dan Doa Mustajab
Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa di hari Jumat terdapat satu waktu di mana doa seseorang tidak akan tertolak. Banyak ulama berpendapat waktu itu terjadi antara Ashar dan Magrib.
Asal-Usul Penentuan Jumat sebagai Hari Ibadah
Menurut sejarah Islam, perintah untuk melaksanakan salat Jumat turun setelah Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Umat Islam pada waktu itu merasa perlu memiliki hari ibadah mingguan seperti kaum Yahudi (Sabtu) dan Nasrani (Minggu). Maka ditetapkanlah hari Jumat sebagai hari ibadah utama umat Islam, yang berisi khotbah dan salat berjamaah.
Sejak saat itu, hari Jumat bukan hanya menjadi momen spiritual, tetapi juga hari pembelajaran, dakwah, dan penyatuan umat yang terus berlangsung hingga kini.
Perbandingan dengan Hari-Hari Ibadah Lain
-
Sabtu (Saturday) menjadi hari suci bagi umat Yahudi.
-
Minggu (Sunday) menjadi hari ibadah bagi umat Kristen.
-
Jumat (Friday) menjadi hari istimewa dan suci bagi umat Islam.
Perbedaan ini memperlihatkan betapa setiap agama memiliki cara tersendiri dalam menghormati waktu dan hari tertentu yang dianggap penuh berkah.
Kesimpulan
Hari Jumat bukan sekadar penanda menjelang akhir pekan. Ia adalah hari dengan sejarah panjang, nilai spiritual tinggi, dan makna sosial yang mendalam. Dalam Islam, Jumat menjadi momentum untuk mempererat hubungan dengan Allah SWT sekaligus memperkuat silaturahmi antar sesama.
Bagi dunia modern, Jumat juga menjadi waktu yang dinantikan — hari refleksi, penyegaran, dan awal dari akhir pekan yang penuh semangat.
Mari kita manfaatkan hari Jumat sebaik mungkin, bukan hanya untuk beristirahat, tapi juga untuk memperbanyak amal, memperbaiki diri, dan mempererat hubungan dengan sesama.
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Asal Usul Bulan Desember: Penutup Tahun dari Kalender Romawi
Bulan Desember selalu identik dengan suasana akhir tahun — waktu penuh refleksi, kebersamaan, dan harapan baru. Namun di balik itu, ternyata Desember memiliki akar sejarah yang sa
Selamat Hari Guru Nasional 25 November 2025
Menghargai Peran Guru Sebagai Penerang Peradaban Setiap tanggal 25 November, bangsa Indonesia memperingati Hari Guru Nasional sebagai bentuk penghormatan kepada para pendidik yang tela
Asal Usul Angka 9: Puncak Kesempurnaan dalam Sistem Bilangan
Pendahuluan Angka 9 dikenal sebagai angka terakhir dalam deret bilangan tunggal, sering dianggap sebagai simbol kesempurnaan, pencapaian, dan kebijaksanaan. Dalam banyak budaya, angka
Hari Anak Sedunia: Membangun Masa Depan Cerah bagi Generasi Penerus
Perayaan Hari Anak Sedunia menjadi momentum penting untuk mengingatkan dunia tentang hak, perlindungan, dan kesejahteraan anak. Setiap tanggal 20 November, seluruh negara merayakan hari
Asal Usul Angka 8: Simbol Keabadian dan Keseimbangan
Pendahuluan Angka 8 sering dikaitkan dengan kemakmuran, keseimbangan, dan keabadian. Bentuknya yang simetris dan tak berujung telah menjadikannya simbol yang sangat kuat dalam berbagai
Asal Usul Angka 7: Angka Sakral yang Menembus Zaman
Pendahuluan Angka 7 telah lama dianggap istimewa oleh berbagai peradaban. Dari tujuh hari dalam seminggu, tujuh warna pelangi, hingga tujuh keajaiban dunia — angka ini selalu dik
Asal Usul Angka 6: Simbol Keharmonisan dan Kesempurnaan
Pendahuluan Angka 6 sering diidentikkan dengan makna keharmonisan, keseimbangan, dan kesempurnaan. Dalam kehidupan sehari-hari, angka ini hadir dalam banyak aspek: enam sisi kubus, ena
Asal Usul Angka 5: Simbol Keseimbangan dan Inovasi
Pendahuluan Angka 5 memiliki makna istimewa di berbagai peradaban. Ia sering dianggap sebagai simbol keseimbangan, perubahan, dan kemanusiaan. Kita mengenal lima jari di setiap tangan,
Asal Usul Angka 4: Simbol Stabilitas dan Struktur
Pendahuluan Angka 4 sering dikaitkan dengan makna stabilitas, keteguhan, dan keseimbangan dalam kehidupan. Kita mengenal empat arah mata angin, empat musim, dan empat elemen utama (tan
Asal Usul Angka 3: Simbol Kesempurnaan dan Keseimbangan
Pendahuluan Angka 3 sering dianggap sebagai simbol kesempurnaan, keseimbangan, dan harmoni. Dalam berbagai budaya, angka ini melambangkan struktur yang kokoh — seperti segitiga y
